ASUHAN BINAAN KELUARGA
BERENCANA
KONSEP DASAR TEORI SUNTIKAN
KOMBINASI
Jenis Suntikan Kombinasi
£ Cyclofem (25 mg medrosiprogesteron asetat + 5 mg estrasiol spionat)
£ NET-EN (50 mg noretindron enantat + 5 mg estradiol valerat)
Cara Kerja
£ Menekan ovulasi
£ Membuat lendir serviks jadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu.
£ Atrofi pada endometrium sehingga implantasi terganggu.
£ Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Efektifitas
£ Sangat efektif (0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun.
Keuntungan Kontrasepsi
£ Resiko terhadap kesehatan kecil
£ Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
£ Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
£ Jangka panjang
£ Efek samping sangat kecil
£ Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
Keuntungan Non Kontrasepsi
o Mengurangi jumlah perdarahan
o Mengurangi nyeri saat haid
o Mencegah anemia
o Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
o Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
o Mencegah kehamilan ektopik
o Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit randang panggul
o Pada keadaan tertentu dapat diberikan perempuan pada usia perimenopus
Kerugian
o Terjadi perubahan pola haid seperti tidak teratur, perdarahan
bercak/spoting atau perdarahan sela sampai 10 hari
o Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga
o Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan
o Efekifitas berkurang jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan epilepsi
(barbiturat dan fenitoin) atau obat tuberkulosis (rifampisin)
o Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan jantung, stroke
bekuan darah pada paru dan otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
o Penambahan berat badan
o Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi melalui seksual
hepatitis B virus, atau virus HIV
o Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian
Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
o Usia reproduksi
o Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak
o Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
o Menyusui ASI pasca persalinan 6 bulan
o Pasca persalinan dan tidak menyusui
o Anemia
o Nyeri haid hebat
o Haid teratur
o Riwayat kehamilan ektopik
o Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
o Hamil atau diduga hamil
o Menyusui dibawah dibawah 6 minggu pasca persalinan
o Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
o Penyakit hati akut (virus hepatitis)
o Usia > 35 tahun yang merokok
o Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>
180/110 mmHg)
o Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis > 20 tahun
o Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
o Keganasan payudara
Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi
£ Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid tidak
diperlukan kontrasepsi tambahan.
£ Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak
boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi
lain untuk 7 hari.
£ Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat asal
saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil, klien tidak boleh melakukan
hubungan seksual untuk 7 hari pertama atau menggunakan metode konytrasepsi lain
selama 7 hari.
£ Bila klien pasca persalinan 6 bulan menyusui belum haid, suntikan pertama
dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.
£ Bila pasca perslinan > 6 bulan, menyusui serta telah mendapat haid, maka
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1
dan 7.
dan 7.
£ Bila pasca persalinan < 6 bulan dan menyusui jangan diberikan suntikan
kombinasi.
£ Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi
dapat diberi.
£ Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu
7 hari.
£ Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi selama ibu tersebut
menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat
segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu perlu dilakukan uji
kehamilan terlebih dahulu.
£ Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal dan ibu tersebut
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi maka suntikan kombinasi dapat
diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi lain.
£ Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi hormonal dan ibu ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan
asal saja diyakini ibu tidak hamil dan peberiannya tanpa menunggu datangnya
haid. Bila diberikan pada hari 1 – 7 siklus haid metode kontrasepsi lain tidak
diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan
suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1 – 7 hari siklus
haid. Cabut segera AKDR.
Cara Penggunaan
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan
suntikan intramuskular dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan
ulang dapat diberikan 7 hari lebih lama, dengan kemungkinan terjadi gangguan
perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah
ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
Instruksi Untuk Klien
o Klien harus kembali ke dokter / klinik untuk mendapatkan suntikan kembali
setiap 4 minggu
o Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter / klinik
untuk memastikan hamil atau tidak
o Jelaskan efek samping yang tersering yang didapat pada penyuntikan dan apa
yang harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit
kepala, atau nyeri payudara serta perdarahan, informasikan kalau keluhan
tersebut sering ditemukan, dan biasanya akan hilang pada suntikan ke 2 atau ke
3.
o Apabila klien sedang menggunakan obat-obatan tuberkulosis atau obat
epilepsi, obat-obatan tersebut dapat mengganggu efektifitas kontrasepsi yang
sedang digunakan.
Tanda-tanda Yang Harus Diwaspadai Pada Penggunaan Suntikan Kombinasi
o Nyeri dada hebat atau nafas pendek, kemungkinan adanya bekuan darah diparu
atau serangan jantung.
o Sakit kepala hebat atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke,
hipertensi atau migrain.
o Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada
tungkai.
o Tidak terjadi perdarahan / spotting selama 7 hari sebelum suntikan
berikutnya kemungkinan terjadi kehamilan.
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Tn “T” DENGAN MASALAH KESEHATAN
PADA Ny “Q” DENGAN KURANGNYA PENGETAHUAN
MENGENAI METODE KONTRASEPSI YANG DIPAKAI
1. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 15 Maret 2006
1) Sturktur dan
sifat keluarga
a. Kepala Keluarga
Nama
: Tn. Totok
Umur
: 29 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan :
SMU
Pekerjaan
: Karyawan Pabrik
Suku/Bangsa : Jawa /
Indonesia
Alamat
: Dsn.
Kedung Betik RT 3 RW 1 Kedung Betik-Kesamben
b. Susunan dan Kesehatan Anggota
Keluarga
No
|
Nama
|
JK
|
Umur
|
Hub. KK
|
Pend.
|
Pekerjaan
|
KB
|
Keadaan fisik
saat pengkajian
|
1.
2.
|
Qoiromah
Galang
|
P
L
|
27 Th
33 bln
|
Istri
Anak
|
SMA
–
|
Wiraswasta
–
|
Suntik
–
|
Sehat
Sehat
|
Tipe keluarga ini adalah keluarga inti, yang paling
dominan dalam mengambil keputusan adalah ayah sebagai kepala keluarga. Hubungan
dalam keluarga cukup baik.
|
4) Situasi
Lingkungan
a. Rumah
Luas
: 5 x 12 m2
Jenis rumah :
tersendiri
Letak
: jauh dari vektor
Dinding
: tembok
Lantai
: tegel
Atap
: genting
Cahaya
:
cukup
Ventilasi
: cukup
Jendela
: 5
buah
Kebersihan
: cukup bersih
Jumlah
: 6 ruang
b. Air Minum
Asal
: sanyo
Kualitas air
: cukup baik
Konsumsi air
: bersih
c. Pembuangan
Sampah
Dibakar dikebun / pekarangan belakang rumah
d. Jamban dan
Kamar Mandi
Jenis jamban
: WC
Jarak dengan sumber air
: + 5 m
Kebersihan
: cukup
Kamar mandi
: ada,1 buah
e. Pekarangan
dan Selokan
Pengaturan
: teratur
Kebersihan
: bersih
Air limbah
: teratur
Tanaman penduduk
: ada
Peralatan pekarangan : –
5) Kegiatan
Keluarga Sehari-hari
a. Kebiasaan
Tidur
Kebiasaan tidur keluarga tidak teratur kecuali
anaknya yang masih ecil tidur 2 kali,
siang dan malam. Siang +2 jam dan
malam + 9 jam.
b. Kebiasaan
Makan dan Minum
Didalam satu keluarga makan 3 x sehari dengan porsi
nasi, sayur, tahu, tempe, ikan, telur, dll.
Tidak ada pantangan makanan dalam keluarga.
Kebiasaan minum dalam keluarga tidak teratur,
kadang + 6 gelas sehari , kadang hanya 3 – 4 gelas sehari, air
putih, teh, es, kadang anaknya minum susu formula 1 gelas sehari.
c. Kebiasaan
Eliminasi
BAB 1 kali dalam sehari setiap pagi, BAK 3- 4x satu
hari.
BAK dikamar mandi semua.
BAB semua anggota keluarga di WC.
d. Kebersihan
Diri
Semua anggota keluarga mempunyai kebiasaan mandi 2
x sehari, pagi dan sore.
e. Penggunaan
Waktu Senggang (luang)
- Ibu
bekerja sebagai pedagang, menjaga toko di rumah, jika ada waktu senggang ibu
menonton TV.
- Ayah
sehari-hari bekerja sebagai karyawan pabrik waktu senggang biasanya digunakan
untuk bercengkrama dengan anggota keluarga terutama anaknya.
6) Situasi
Sosial dan Budaya
a. Pendidikan
Didalam keluarga tingkat pendidikan SMU adalah
bapak, ibu berpendidikan SMP sedangkan anaknya belum sekolah.
b. Sistem Nilai
Keluarga adalah suku Jawa. Dalam keluarga tidak ada
tata nilai tertentu yang dianut yang bertentangan dengan kesehatan. Persepsi
terhadap kesehatan sangat baik.
c. Hubungan
dengan Masyarakat
Hubungan dengan tetangga serta keluarga yang lain
baik.
Ibu mengikuti kegiatan arisan yasinan warga
setempat.
7) Keadaan
Kesehatan Keluarga
a. Penyakit
yang diderita keluarga
Keadaan ibu saat ini baik-baik saja, tidak ada
masalah dalam kesehatannya, begitu pula suaminya juga sehat-sehat saja. Suami
memiliki kebiasaan merokok, anaknya saat ini sehat, 9 hari yang lalu sakit
batuk pilek selama 5 hari,berobat dibalai pengobatan, sekarang sudah sembuh.
b. Pemanfaatan
fasilitas kesehatan
Jika ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke
balai pengobatan terdekat.
DATA KHUSUS
1) Biodata
Nama
: Ny. Q
Umur
: 27 Th
Agama
: Islam
Pendidikan :
SMP
Pekerjaan
: Pedagang (wiraswasta)
Kawin
: 1 kali
2) Keluhan Utama
Ibu merasa khawatir terhadap penambahan berat
badannya akhir-akhir ini, terutama sejak ganti KB suntik 1 bulanan.
3) Riwayat
Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini sehat-sehat saja tidak
sedang mengalami sakit apapun.
4) Riwayat
Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan pernah MRS karena sakit thypoid
selama 5 hari di RSUD Swadana Jombang. Ibu tidak pernah menderita penyakit lain
seperti HT, kanker, anemia, jantung, liver, TB, Hepatitis B,kelaian pembekuan
darah dll.
5) Riwayat
Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit menular ataupun menurun.
6) Pola
Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola
Nutrisi
Makan : 3 x /hari, porsi sedang, menu nasi, lauk,
sayur.
Minum : + 5 – 6 gelas sehari, air
putih, teh, es.
b. Pola
Aktivitas
Ibu biasa mengerjakan rumah sehari-hari seperti
masak, mencuci dan membersihkan rumah. Ibu juga bekerja menjadi pedagang
(membuka toko dirumah).
c. Pola
Istirahat
Siang : jarang tidur
Malam : + 21.00 – 04.30 WIB, tidak
ada gangguan.
d. Pola
Eliminasi
BAB : 1 x/hr, warna kuning, tidak nyeri, bau khas.
BAK : + 3 x/hr, warna kuning
jerni, bau khas, tidak nyeri.
e. Pola
Personal Hygiene
Mandi 2 x/hr, gosok gigi 2 x/hr, ganti baju 2 x/hr,
ganti celana dalam 2x/hr, keramas 3 x/minggu.
7) Riwayat
Kebidanan
a. Riwayat
Haid
Menarche
: + 13 th
Lama haid
: 8 hari
Siklus haid :
30 hari
Banyaknya :
hari ke 1 – 3 ganti softek 3 x/hr, hari 4 – 8 ganti softek 2 x/hr
Flour albus : jarang,
3 hari sebelum dan sesudah haid, tidak bau tidak gatal.
Keluhan
: nyeri haid
pada hari pertama haid
b. Riwayat
Kehamilan
Anak I : Ibu
saat hamil rutin memeriksa kehamilannya, mendapat suntikan TT 2 x, ibu
melahirkan anaknya di bidan, normal, BBL 3100 gr. Sekarang berusia 33 bulan.
Nifas + 40 hari, normal.
c. Riwayat
KB
Ibu menggunakan KB suntik 3 bulanan setelah anaknya
berusia 4 bulan. Sampai usia 2 tahun. Ibu selama menggunakan KB 3 bulanan tidak
dapat haid dan mengeluh badan capek-capek tapi tidak ada kenaikan BB. Kemudian
ibu pindah menggunakan KB suntik 1 bulanan, + 3 bulan terakhir
ibu selalu haid tetapi haidnya banyak dan
+ 8 hari setiap haid. Ibu mengeluh BB selalu naik. Ibu bingung harus memakai KB apa yang cocok, karena tidak ingin BB nya naik terus menerus.
+ 8 hari setiap haid. Ibu mengeluh BB selalu naik. Ibu bingung harus memakai KB apa yang cocok, karena tidak ingin BB nya naik terus menerus.
8) Pemeriksaan
Fisik
Keadaan Umum
: baik
Kesadaran
: cm
Postur tubuh
: normal, tidak ada kelainan
TB
: 155 cm
BB
: 61 Kg
BB sebelum suntik Kb 1
bulanan : 54 Kg
LILA
: 27 cm
TD
: 120/70 mmHg
N
: 84 x/mnt
S
: –
RR
: 20 x/mnt
Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi
£ Kepala
: rambut hitam, lurus, tidak berketombe, tidak bercabang.
£ Muka
: tidak pucat, tidak oedem
£ Mata
: tidak ada oedem palpebra, simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak
ikterus.
£ Hidung
: tidak ada PCH, tidak ada sekret.
£ Mulut dan gigi : mukosa bibir lembab, tidak caries
gigi, tidak ada stomatitis, tidak ada gigi palsu, lidah bersih.
£ Telinga : simetris, tidak ada serumen.
£ Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis.
£ Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
£ Dada : simetris, tidak ada kelainan bentuk tulang dada,
tidak ada benjolan, tidak ada retraksi intercoste kedua PD lunak, puting
susu bersih, menonjol.
£ Perut
: tidak ada luka bekas operasi.
£ Genetalia : vulva bersih, tidak oedem, tidak varices, tidak
ada condiloma acuminata,tidak ada tanda chadwik.
£ Ekstremitas : simetris, tidak ada gangguan pergerakan,tidak
oedem.
b. Palpasi
£ Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid,dan vena jugolaris
£ Ketiak : tidak ada pembengkakan kelenjar limfe
£ Abdomen : tidak ada ballotement, tidak terdapat tanda-tanda piskaceks.
c. Perkusi :Reflek patella +/+
d. Auskultasi
Dada : tidak
ada wheezing dan ronchi
2. ANALISIS DATA
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn.
”T” disebabkan olah faktor kekurang tahuan terhadap metode kontrasepsi dan efek
sampingnya. Ibu menyadari bahwa selama ini ibu mengikuti KB hanya berdasarkan
pengetahuan secara umum dari warga sekitar. Namun ibu menyadari tenaga
kesehatan (bidan) sangat berperan penting terdapat pencapaian kesejahteraan dan
kesehatan keluarga. Oleh karena itu intervensi yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan adalah melakukan penyuluhan mengenai jenis-jenis KB, profil, efek
samping dan cara penggunaannya.Selain itu
memberikan alternatif pilihan berdasarkan keadaan pasien. Namun keputusan tetap
ada ditangan klien.
Kesehatan lingkungan, sosial ekonomi, dan kesehatan
bayi tidak ada masalah.
3. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan data-data diatas dan analisa sederhana
dapat disimpulkan bahwa masalah yang menonjol dan terjadi adalah :
Kurangnya Pengetahuan mengenai metode
kontrasepsi yang dipakai.
4. PRIORITAS MASALAH
Untuk menghadapi kemungkinan masalah dapat diatasi,
dilakukan teknik skoring sebagai berikut :
No
|
Kriteria
|
Skor
|
Bobot
|
Perhitungan
|
Pembenaran
|
1.
2.
3.
4.
|
Sifat masalah
(Keadaan sejahtera)
Kemungkinan masalah dapat diubah
Potensi masalah untuk dicegah
Menonjolnya masalah
|
1
2
2
1
|
1
2
1
1
|
1/3 x 1 = 1/3
2/2 x 2 = 2
2/3 x 1 = 2/3
1/2 x 1 = ½
|
Pemilihan metode kontrasepsi
yang kurangtepat dapat mempengaruhi psikis ibu, sehingga mempengaruhi
kesejahteraan.
Ibu masih dengan mudah dapat
mengubah keputusannya memilih metode kontrasepsi
Masalah yang terjadi cukup
mudah untuk dicegah dengan pengetahuan yang benar mengenai metode
kontrasepsi.
Masalah tersebut, tidak harus
segera ditangani karena ibu perlu waktu untuk berunding dengan suami.
|
Jumlah
|
3 ½
|
Berdasarkan skoring prioritas masalah diatas,
maka dapat disimpukan bahwa masalah yang terjadi pada keluarga Tn ”T” adalah :
- Kurangnya
Pengetahuan mengenai metode kontrasepsi yang dipakai.
5. RENCANA,
TINDAKAN DAN EVALUASI PERAWATAN KELUARGA
Data
: - Ibu mengatakan merasa khawatir
terhadap penambahan berat badannya akhir-akhir ini, terutama sejak ganti KB
suntik 1 bulanan.
- Ibu menanyakan ingin tahu jenis metode kontrasepsi
apa yang sesuai untuknya.
Masalah : Kurangnya Pengetahuan mengenai metode kontrasepsi yang
dipakai.
Tujuan
: Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu mengerti
tentang kondisinya dan dapat menerima efek samping yang ditimbulkan oleh jenis
metode kontrasepsi yang dipakai.
Kriteria hasil : - Ibu bisa mengulangi penjelasan petugas
- Ibu bisa memilih jenis kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginannya.
- Ibu tidak banyak bertanya tentang metode
kontrasepsi yang sudah dijelaskan.
Rencana
1) Memberikan
penyuluhan tentang jenis-jenis kontrasepsi yang ada
2) Memberikan
efek samping yang ditimbulkan dari jenis kontrasepsi yang dipakai
3) Memberi
alternatif pilihan metode kontrasepsi sesuai dengan kondisi klien
4) Memberikan
kesempatan kepada ibu untuk memilih jenis kontrasepsi sesuai keinginannya
Tindakan
Tanggal 15 Maret 2006
Jam 14.00 WIB
1) Memberikan
penjelasan mengenai jenis kontrasepsi yang ada dan jenis profil, serta efek
sampingnya
2) Memberitahu
efek samping yang terjadi dari jenis kontrasepsi yang dipakai
3) Menganjurkan
ibu menggunakan metode kontraspsi non hormonal, karena ibu selama ini
menggunakan metode hormonal, mungkin dengan metode kontrasepsi tersebut (misal
IUD) tidak terjadi keluhan-keluhan yang selama ini ditimbulkan.
4) Menanyakan
kembali kepada ibu tentang metode kontrasepsi yang dinginkan dan memberi waktu
untuk memikirkan sebelum mengambil keputusan.
5) Memberikan
leavlet tentang KB agar bisa dibaca lagi dan bisa dijadikan bahan pertimbangan
tentang metode kontrasepsi yang diinginkan.
Evaluasi
Tanggal : 15 Maret 2006
S
: Ibu mengatakan sudah bisa menerima penjelasan petugas dan ingin
mencoba metode kontrasepsi IUD
O
: - Ibu tidak bertanya lagi tentang metode
kontrasepsi yang dipakai
- Ibu ingin mencoba metode kontrasepsi IUD, tapi masih
ingin merundingkan dengan suaminya.
A
: Masalah teratasi, ibu sudah mengerti tentang metode kontrasepsi.
P
: Rencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar