Sirosis adalah suatu kondisi di mana
jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang
terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut ini memengaruhi struktur
normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati
sehingga hati secara bertahap kehilangan fungsinya.
Hati
(liver) sebagaimana diketahui adalah organ di bagian kanan atas perut yang
memiliki banyak fungsi, di antaranya:
- Menyimpan glikogen (bahan bakar untuk tubuh) yang terbuat dari gula. Bila diperlukan, glikogen dipecah menjadi glukosa yang dilepaskan ke dalam aliran darah.
- Membantu proses pencernaan lemak dan protein.
- Membuat protein yang penting bagi pembekuan darah.
- Mengolah berbagai obat yang mungkin Anda minum.
- Membantu membuang racun dari tubuh.
Sirosis adalah penyakit yang sangat
berbahaya karena mengganggu pelaksanaan fungsi-fungsi di atas. Selain itu, jika
Anda memiliki sirosis Anda juga berisiko mengembangkan kanker hati (hepatocellular
carcinoma). Risiko bervariasi sesuai penyebab sirosis. Risiko terbesar
adalah pada sirosis yang disebabkan oleh infeksi hepatitis C dan B, diikuti
dengan sirosis yang disebabkan oleh hemokromatosis.
Penyebab
Ada banyak penyebab sirosis.
Penyebab paling umum adalah kebiasaan meminum alkohol dan infeksi virus
hepatitis C. Sel-sel hati Anda berfungsi mengurai alkohol, tetapi terlalu
banyak alkohol dapat merusak sel-sel hati. Infeksi kronis virus hepatitis
C menyebabkan peradangan jangka panjang dalam hati yang dapat mengakibatkan
sirosis. Sekitar 1 dari 5 penderita hepatitis C kronis mengembangkan sirosis.
Tetapi hal ini biasanya terjadi setelah sekitar 20 tahun atau lebih dari
infeksi awal.
Penyebab umum sirosis lainnya
meliputi:
- Infeksi kronis virus hepatitis B.
- Hepatitis autoimun. Sistem kekebalan tubuh biasanya membuat antibodi untuk menyerang bakteri, virus, dan kuman lainnya. Pada hepatitis autoimun,sistem kekebalan tubuh membuat antibodi terhadap sel-sel hati yang dapat menyebabkan kerusakan dan sirosis.
- Penyakit yang menyebabkan penyumbatan saluran empedu sehingga tekanan darah terhambat dan merusak sel-sel hati. Sebagai contoh, sirosis bilier primer, primary sclerosing, dan masalah bawaan pada saluran empedu.
- Non-alcohol steato-hepatitis (NASH). Ini adalah kondisi di mana lemak menumpuk di hati sehingga menciptakan jaringan parut dan sirosis. Kelebihan berat badan (obesitas) meningkatkan risiko Anda mengembangkan non-alcohol steato-hepatitis.
- Reaksi parah terhadap obat tertentu.
- Beberapa racun dan polusi lingkungan.
- Infeksi tertentu yang disebabkan bakteri dan parasit.
- Gagal jantung parah yang dapat menyebabkan tekanan balik darah dan kemacetan di hati.
- Beberapa penyakit warisan langka yang dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel hati, seperti hemokromatosis (kondisi yang menyebabkan timbunan abnormal zat besi di hati dan bagian lain tubuh) dan penyakit Wilson (kondisi yang menyebabkan penumpukan abnormal zat tembaga di hati dan bagian lain tubuh).
Gejala
Sirosis di tahap awal tidak
menimbulkan gejala apapun. Oleh karena itu, pasien sirosis ringan dan moderat
mungkin menderita untuk waktu yang lama tanpa menyadari penyakitnya. Pada tahap
ini tes fungsi hati dapat mendeteksi perubahan yang mengarah pada disfungsi
hati, seperti:
- Kegagalan membuat cukup protein seperti albumin yang membantu untuk mengatur komposisi cairan di dalam aliran darah dan tubuh.
- Kegagalan membuat bahan kimia yang cukup diperlukan untuk pembekuan darah.
- Kurang mampu mengolah limbah kimia dalam tubuh seperti bilirubin sehingga menumpuk di dalam tubuh.
- Kurang mampu memproses obat, racun, dan bahan kimia lainnya yang kemudian bisa menumpuk di dalam tubuh.
Pada tahap akhir, sirosis hati
terkait dengan banyak gejala. Sebagian besar gejalanya adalah akibat dari
jaringan hati fungsional yang tersisa terlalu sedikit untuk melakukan tugas-tugas
hati. Gejala yang dapat timbul pada fase ini adalah:
- Kelelahan.
- Kelemahan.
- Cairan yang bocor dari aliran darah dan menumpuk di kaki (edema) dan perut (ascites).
- Kehilangan nafsu makan, merasa mual dan ingin muntah.
- Kecenderungan lebih mudah berdarah dan memar.
- Penyakit kuning karena penumpukan bilirubin.
- Gatal-gatal karena penumpukan racun.
- Gangguan kesehatan mental dapat terjadi dalam kasus berat karena pengaruh racun di dalam aliran darah yang memengaruhi otak. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku, kebingungan, pelupa dan sulit berkonsentrasi.
Selain itu, jaringan parut membatasi
aliran darah melalui vena portal sehingga terjadi tekanan balik (dikenal
sebagai hipertensi portal).
Vena portal adalah vena yang membawa darah berisi nutrisi dari usus dan limpa
ke hati. Normalnya, darah dari usus dan limpa dipompa ke hati melalui vena
portal. Namun, sirosis menghalangi aliran normal darah melalui hati sehingga
darah terpaksa mencari pembuluh baru di sekitar hati. Pembuluh-pembuluh darah
baru yang disebut “varises” ini terutama muncul di tenggorokan (esofagus) dan
lambung sehingga membuat usus mudah berdarah. Jika perdarahan usus terjadi,
Anda mungkin muntah darah, atau mengeluarkan darah melalui kotoran (feses).
Kondisi ini adalah kedaruratan medis yang harus segera ditangani.
Diagnosis
Bila dokter mencurigai Anda terkena
sirosis, dia dapat melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya
pembesaran hati dan penumpukan cairan. Kecurigaan sirosis terutama muncul
bila Anda mengalami gejala dan beriwayat meminum alkohol berat atau
terkena hepatitis kronis.
Pemeriksaan darah dapat
mengkonfirmasi kegagalan fungsi hati. USG dapat menunjukkan apakah ada kerusakan
di hati Anda. Untuk mengkonfirmasi, biopsi (sampel kecil) dari hati dapat
diambil untuk dilihat di bawah mikroskop.
Jika penyebab sirosis tidak jelas,
maka pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan untuk memperjelas penyebabnya,
misalnya dengan memeriksa antibodi virus hepatitis atau auto-antibodi yang
mungkin telah menyerang sel-sel hati Anda, kelebihan zat besi atau tembaga
di dalam darah, dll.
Pengobatan
Secara umum, kerusakan sel-sel hati
tidak dapat direhabilitasi. Tujuan pengobatan adalah mencegah pembentukan
jaringan parut hati lebih lanjut, atau memperlambat kerusakan sel-sel
hati. Sirosis cenderung semakin memburuk jika penyebab yang mendasari
tetap ada. Oleh karena itu perlu upaya untuk memperlambat atau
menghentikan penyebab sirosis, misalnya:
- Tidak minum alkohol jika alkohol adalah penyebabnya.
- Pengobatan untuk mengendalikan virus hepatitis.
- Steroid atau obat penekan kekebalan lainnya untuk mengobati penyakit autoimun menyebabkan kerusakan hati.
- Penghapusan kelebihan zat besi yang terjadi pada hemokromatosis.
Berbagai pengobatan mungkin
disarankan, tergantung pada tingkat keparahan sirosis dan gejala yang
berkembang, antara lain:
- Diet rendah natrium atau diuretik untuk mengurangi cairan yang terakumulasi dalam tubuh.
- Obat untuk mengurangi gatal.
- Obat-obatan yang dapat membantu mengurangi hipertensi portal.
- Pengurangan cairan yang menumpuk di perut (ascites).
Bila pasien mengalami perdarahan
usus sehingga muntah darah, atau mengeluarkan darah melalui tinja, atau tinja
menjadi hitam, dokter mungkin akan segera melakukan tindakan untuk
mengatasinya. Berbagai teknik bedah dapat digunakan untuk menghentikan
perdarahan dan mengurangi risikonya lebih lanjut.
Dalam kasus yang parah di mana
jaringan parut meluas dan hati nyaris tidak bisa berfungsi, maka transplantasi
hati mungkin adalah satu-satunya pilihan.
Pencegahan
Sirosis hati dapat dicegah dengan
tidak mengkonsumsi alkohol dan menghindari risiko infeksi hepatitis C dan hepatitis
B.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar